Untukmu Lagi

Jumat, 2 Nov 2018

20.08

Hari ini aku pulang ketika matahari sudah terbenam.

Langit pun berubah menjadi gelap.

Di sepanjang perjalanan aku teringat denganmu.

Jalanan yang kulewati sama seperti aku melewatinya bersamamu.

Aku merindukanmu.

Hari ini dan mungkin seterusnya.

Entah sampai kapan,

akan terus begini.

Ohiya,

hobi baruku adalah makan silver queen.

Entahlah coklat membuat sedihku berkurang.

Tapi tidak dengan rinduku sih🤣

Hari ini aku lelah sekali.

Biasanya kamu akan bertanya, sudah dimana?

Tapi sekarang tidak.

Aku berusaha tetap melakukan aktivitas dengan kakiku yang sakit.

Aku berharap kamu masih peduli.

Sudah dulu ya, 

Baik-baik di Bandung ya.

-Dari perempuan pecandu rindu-

Surat Untukmu Lagi

Hai Bandung,
Apa kabar?

Baru kemarin aku menulis surat untukmu.
Sekarang aku menulisnya lagi.
Jangan bosan ya.
Karena surat ini ungkapan rindu yang tak bisa kusampaikan.

Dingin gak disana?
Apakah sering turun hujan?
Tapi biarlah,
biar mereka menutupi seluruh kesedihan bukan?

Katamu, kamu suka hujan.
Karena mereka menyamarkan air matamu.
Jangan menangis,
Jangan biarkan Bandung semakin dingin.
Tetaplah jadi hangat.
Agar kamu juga tak kedinginan.

Sudah makan?
Jangan lupa makan ya,
pakai ikan balado favoritmu.

Sudah dulu ya, besok akan kutulis lagi kerinduanku.


Ps: Ku lampirkan foto kakiku, mungkin suatu saat kau rindu melangkah bersamaku☺️

Surat Untukmu

Selasa, 30 Oktober 2018
Pukul 22.27
Tepat saat aku merindukanmu.

Apa kabar?
Sudah hampir seminggu kita tak bertukar sapa.

Aku menulis ini, berharap kamu akan membacanya.
Walaupun dengan hati yang sudah mati rasa.

Izinkan aku bertanya, kenapa kamu pergi melangkah?
Meninggalkan aku dengan sejuta asa.
Asa yang kupendam karena hancur tak tersisa.

Jika kamu membaca surat kecil ini.
Izinkan aku memintamu pulang.
Ketempat paling nyaman.
Dimana kehangatan diberikan.

Jika kamu membaca surat kecil ini.
Biarkan aku meneteskan air mata.
Mengenang setiap detik yang tersisa.
Agar kamu tak kemana-mana.

Kamu, ya kamu.
Laki-laki biasa yang luar biasa untukku.
Pulanglah.
Aku selalu ingin jadi rumahmu.
Selalu ingin jadi stasiun terakhirmu.
Selalu ingin jadi tempat istirahatmu.

Kamu, ya kamu.
Laki-laki dengan motor beat hitam.
Jangan lupa selalu menggenggam.
Tanganku yang kedinginan.

Ohiya.
Aku lupa sesuatu.
Aku ingin bilang.
Pakai selalu jaketmu ya.
Sudah musim hujan.
Dan Bandung akan selalu dingin kan?

Tunggu Suratku lagi ya.
Karena aku belum tau kapan bisa melupakanmu.

Dari,
Perempuan Yang Ingin Kau Pulang

23.00

Capek gak sih bertahan sama orang yang justru mecahin tembok pertahanan kalian?

Kadang, ngelepasin emang perlu ya. Supaya bisa bikin diri sendiri bahagia.

Kamu dan Aku

Kamu dan aku seperti bulan dengan bintang

Berdampingan namun tidak bisa bersatu

Kamu dan aku seperti karang dan ombak

Kamu yang datang menghempas

Dan aku yang diam lalu terkikis

Kamu dan aku hanya dua pasang insan
Yang satu mencintai
Dan yang satu menjauhi

Kamu dan aku hanya bisa menerima takdir yang diberi Tuhan
Entah apa takdir itu
Kamu dan aku sama-sama tidak mengetahuinya

Kamu, orang yang penuh tawa
Suka sekali riang dan bercanda

Aku, orang yang penuh duka
Suka menangis dan meneteskan air mata

Tapi, kamu adalah sumber bahagiaku
Bolehkah aku suatu saat nanti tertawa bersamamu?

-N-

Teruntuk Kamu

Kamu memang bukan laki-laki sempurna
Kamu bukan dokter dengan berbagai alat bedahnya
Kamu bukan tentara dengan berbagai pistol dan isinya
Kamu juga bukan aktor dengan naskahnya
Ataupun direktur dengan seribu tanda tangannya

Tapi kamu selalu berhasil membuatku berdebar
Seolah-olah ku diberi anugrah oleh Tuhan

Bagaimana bisa dunia mengabaikanmu?
Disaat aku ingin sekali mendapat perhatianmu
Bagaimana bisa dunia membuatmu bersedih?
Disaat aku ingin sekali menjaga hati dan pikiranmu

Tuhan memang benar
Cinta selalu datang dengan orang yang tidak kita duga
Datang dengan cara yang tidak kita duga juga
Seperti aku yang kini sedang mencintaimu

Sungguh indah bumi dan seluruh isinya
Terlebih karena kamu ada didalamnya


-N-